Musyawaroh Mufaqot
MUSYAWAROH MUFAQOT
Dalam al-Qur’an ada nama surat asy-Syuro, surat ke 42 dan kata SYURO terdapat dalam ayat 38, “SYURO” artinya musyawarah atau rembukan.
Kata Musyawarah berasal dari bahasa Arab
dari “SYAWARO”, asal maknanya mengeluarkan / memeras madu dari sarang
lebah.
Madu yang berasal dari Lebah bukan hanya manis dan segar rasanya
tapi juga jadi obat berbagai penyakit yang menyehatkan dan madu tersebut
menjadi minuman kesenangan Nabi saw. Lebah hidupnya selalu berkelompok,
disiplin tinggi, toleran sesama kelompoknya dan sengatannya bisa jadi
obat, tapi dengan kawan-kawannya lebah tsb tidak saling sengat menyengat
yang ada saling membantu saling bela dan saling menjaga kekompakan.
Jadi apabila kita ber-Musyawaroh hendaknya mampu meracik, mengolah dan
memeras berbagai masalah sehingga menghasilkan keputusan bagaikan madu
yang manis, segar dan menyehatkan yg dapat membawa maslahah bagi umat.
Oleh sebab itu apabila musyawarah ingin menghasilkan keputusan
bagaikan madu, hendaknya beranggotakan orang-orang berkarakter seperti
Lebah, hidupnya kompak, disiplin dan antara satu dengan yang lainnya
tidak saling sengat menyengat tapi ada tugas masing-masing dengan saling pengertian yang tinggi diantara anggota.
Jika musyawarah tidak
seperti demikian namanya bukan musyawarah tapi MUJADALAH, perdebatan
bersitegang urat leher saling sengat menyengat, sikut sana sikut sini
dan mau menang sendiri yg tidak mustahil ada adu otot yg buahnya
berujung pada kebencian, fitnah, kericuhan, kegaduhan dan perpecahan.
Kondisi Mujadalah ramai dengan uang sogok, menghalalkan segala cara demi
jabatan atau demi yang lain sesuai dg niyatnya masing-masing, yang
hasilnya bukan berupa madu tapi jadi racun, bukan membuat sehat malah
jadi penyakit yg mematikan, mubadzir dan sia-sia.
Siapa yang tidak layak menjadi anggota Musyawaroh untuk Mufaqot ?
Ada 7 ( tujuh ) jenis orang yang berkarakter buruk yang tidak layak diajak musyawarah.
PERTAMA : Orang Jahil/bodoh karena orang bodoh akan menyesatkan dengan
sebab tiada berilmu. Orang bodoh tidak bisa membedakan mana taktik
strategi dan mana yg prinsip, terkadang taktik dan strategi malah
dianggap prinsip sehingga merusak makna musyawarah itu sendiri.
KEDUA : Musuh, sebab musuh jika diajak musyawarah akan merusak strategi
dan akan berkhiyanat.saling menohok kawan seiring menggunting dalam
lipatan,yang dimaksud musuh adalah yg berbeda idiologi atau
keyakinan/agama dan benar-benar mereka memusuhi. Jika berbicara dg musuh
harus menggunakan taktik strategi yg unggul jitu dan rasional agar
tidak tertipu. Siapa tahu dia akan menjadi pendukung setia atau tetap
sebaliknya.
KETIGA : Pendengki, orang seperti ini hanya akan
menghilangkan kebaikan dan kufur atas kenikmatan, tidak tahu terimakasih
atas kebaikan orang. Pendengki akan selalu berusaha memindahkan dan
menjatuhkan keunggulan orang seolah milik dia dan menganggap hanya
dirinya yang paling unggul dan paling benar. Hidupnya sibuk dengan
keburukan orang lain dan merasa gelisah atas keunggulan orang lain itu,
kemudian berusaha untuk menjatuhkannya.
KEEMPAT : Orang Riya,
sebatas popularitas, karena mereka itu hanya ingin disanjung dan dipuji
serta anti kritik, apabila ada yang mengkritik untuk perbaikan malah
dimusuhi. Padahal kritik tsb adalah sengatan walau terasa menyakitkan
tapi efeknya akan menjadi obat.Sebagaimana sengatan lebah yang suka
digunakan dalam pengobatan tradisional, terasa sakit tapi jadi obat, itu
makna kritik.
KELIMA : Orang Kikir/Bakhil, orang seperti ini
takut mengeluarkan resiko, infaq yg seharusnya dikeluarkan untuk dana
perjuangan diapandang sebagai kerugian materi. Perjuangan melawan musuh
dalam jihad fisabilillah memerangi kaum kuffar memerlukan bantuan dana,
membebaskan kemiskinan pasti memerlukan dana, menolong dan memelihara
anak yatim, pasti memerlukan dana dan semacamnya, bagi si Bakhil akan
merasa rugi jika diminta bantuan demi tegaknya syari’at agama. Ukuran
keputusannya ditimbang dengan takaran untung rugi menurut dirinya.
KEENAM : Pengecut/jubun, orang pengecut tidak akan bertanggungjawab
kerjanya hanya Black Compagne, pembusukan pd orang lain, sering lempar
batu sembunyi tangan. Mereka suka menggunakan taktik jilat sana jilat
sini yang penting bagaimana menguntungkan dirinya. Seorang pengecut
biasanya suka bersembunyi dibalik berbagai alasan.
KETUJUH :
Orang Ambisius, manusia seperti ini biasanya melekat dalam dirinya
dengan sifat pemarah ketersinggungannya tinggi dan sangat sensitif,
manusia seperti tersebut hanya akan menjadi tawanan hawa nafsu,
hidupnya penuh curiga walau kepada kawannya sendiri dan hanya akan
memperindah kebusukan dg bungkus kepura-puraan yg penting keinginan
nafsu-syahwatnya tercapai.
0 komentar:
Posting Komentar