"Pemimpin" Bukan "Pemangku Jabatan...?"
Apa beda Pemimpin dengan
Pemangku Jabatan (PJ), demikan pertanyaan yg cukup sederhana,
jawabannya tentu beda.
Dalam situasi kritis cukup sulit mencari Pemimpin
namun mudah menemukan Pemangku Jabatan. Pemimpin itu tidak ada
sekolahnya sedang Pemangku Jabatan (PJ) melalui pendidikan formal dan
ditentukan oleh secarik kertas berupa SK. Yang termasuk Pemangku Jabatan
; Manajer, Direktur, Dirjen, Irjen, Kepala .
Pemangku Jabatan adalah mereka yang pandai menjaga, bekerja dan memelihara system yang ada, sangat patuh pada atasan, orentasinya hari ini dan disini ( here and Now ), menciptakan kesetiaan pengikut dan dasarnya kompetensi dan profesionalisme. Mereka yang bermentalkan Pemangku Jabatan berkecenderungan akan sangat takut kepada mereka yang memiliki kecenderungan menjadi pemimpin.
Karakter mental Pemangku Jabatan akan mengontrol ketat dan akan beruapaya sekuat tenaga untuk menciptakan bawahan yang super ta’at. Beda dengan Pemimpin akan selalu menciptakan pikiran segar, mencerdaskan pengikut, berjiwa bebas dan kreatif, merdeka dan senantiasa menciptakan gagasan baru. Pemimpin hidupnya selalu gelisah memikirkan orang banyak, bukan orang banyak yang dipaksa harus memikirkan dirinya sebgaimana karakter PJ.
Kelompok Pemangku Jabatan biasa akan menghalalkan segala cara yang penting bagi mereka Posisi Jabatan, uang sogok, penjilat dan penuh dengan kepura-puraan shalih. Berbagai jabatan dirangkap/dipegang yang penting prestise bukan prestasi dan siap dikendali oleh siapapun sekalipun oleh orang bodoh yang penting jabatan.
Di negeri ini dizaman reformasi yang seharusnya
lebih rasional ternyata rangkap jabatan dilakukan oleh mereka yang
memiliki pendidikan tinggi, pernah terjadi seorang yang menjabat
sebagai Kepala Pemerintahan/Presiden merangkap jabatan dengan ketua
parpol dan yang sejenisnya disebahagian kelompok masih berlaku sampai
hari ini.
Pemimpin itu pasti seorang Pembaharu, memiliki gagasan cerdas, memandang jauh ke depan dan berjiwa Perubah, berani merubah system kepada yg lebih baik, siap menanggung resiko, berani menghadapi tantangan berani salah untuk perbaikan, bebas tapi disiplin, kreatif dan tidak terlalu memikirkan posisi, apabila jatuh bangun kembali, jatuh bangun kembali tak ada kamus prustasi selama jiwa dikandung badan, itu pemimpin.
Beda dengan karakter Pemangku Jabatan biasanya mereka jika berkuasa mengatur taktik dengan cara manipulasi anggota bawahan agar langgeng dalam kekuasannya, suka aji mumpung suka “beberengkes”persiapan untuk pensiun, sedang seorang pemimpin tidak ada istilah pensiun.
Biasanya yang terjadi Pemimpin yg berjiwa Pembaharu sudah dipastikan akan berhadapan dengan penghadangan dan Penjegal pemelihara puasaka lama, yang senantiasa tdk menginginkan perubahan dan sangat tabu akan pembaharuan malah menganggap suatu pekerjaan dosa besar jika ada progres, dan para penjegal tersebut dipastikan diseponsori oleh mereka yang berjiwa Pemangku Jabatan yg kerjanya mengincar posisi dan takut akan perubahan dan pembaharuan karena kepentingannya akan terganggu.
Begitu gagasan segar melalui hasil "Iqronya" dilontarkan atas perubahan aqidah, ibadat dan tatanan social oleh Nabi saw kpd ummatnya spontan rame-rame menolak, melawan bahkan mengancam membunuh, mereka ta’at mempertahankan status quo jahiliyahnya.
Allah swt mengaskan dalam firman-Nya, yg artinya : apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul". mereka menjawab: "Cukuplah untuk Kami apa yang Kami dapati bapak-bapak Kami mengerjakannya". dan Apakah mereka itu akan mengikuti nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk ? ( QS.5 : 104 ).
Dalam perjalanan hidup manusia, baik berupa lembaga, organisasi atau pemerintahan situasi dan kondisi tersebut tadi akan selalu terjadi, mana kelompok yang memerlukan pemimpin dan mana kelompok yang akan melestarikan system dalam bentuk Pemangku Jabatan.
Memang hidup berkelompok adalah sunnatulloh, orang Inggris mengatakan dalam pepatahnya ; “Bird of a Feather Flock Together” (burung yang bulunya sama akan berkumpul ditempat yang sama).
Semoga negeri ini senantiasa diberi hidayah dan inayah Allah swt. Amin.
0 komentar:
Posting Komentar